Senin, 27 April 2015

12: Ditengah Hujan #3

Hai!


Apa kabarmu hari ini? Sekarang ini Wawa mau melanjutkan cerbungnya, selamat membaca ^^


"Nek! Tangkep Miki nek! Miki ada disini!"
"Iyaa.. sabar, sabar, nenek kan gak bisa lari cepet.."
Sekarang ini Miki sedang berada di tengah padang rumput. Bersama nenek.
Ia berteriak dengan sangat keras karena terlalu senang nenek sedang berada disisinya. Tiba-tiba langit menjadi mendung. Petir memperlihatkan kilatnya dengan suara yang bergemuruh.
Jdaarrrr!!!
"Aaaaaaaaa!!!!!", Miki berteriak karena takut.
"Kenapa sayang?", nenek menghampiri Miki lalu memeluknya dengan erat, namun penuh kasih sayang.
"Miki takut sama petir nek..", jawab Miki penuh dengan rasa takut.
Jdaaaarrrrrr!!!
Suara petir yang sangat besar ini membuat Miki menangis. 
"Huwaaaa... Neneeeeek... Huhuhuhuu....", Miki memeluk nenek dengan sangat erat.
"Jangan sedih begitu dong, justru harusnya kita senang.", kata nenek dengan senyum lebarnya.
"Kenapa senang?", Miki terlihat kebingungan. Ia melihat neneknya dengan penuh rasa penasaran.
"Kalau ada petir, tandanya sebentar lagi akan datang hujan. Miki tahu tidak hujan itu.."
"Hujan itu air?", Miki memotong penjelasan nenek.
"Benar nak, hujan itu memang mengandung air. Tapi Miki tahu tidak? Hujan itu tidak hanya mengandung air. Tapi juga mengandung banyak manfaat.", terang nenek.
"Manfaat?"
"Iya. Hujan itu membuat tanaman menjadi subur. Lalu hujan itu adalah sumber kehidupan manusia, dan masih banyak lagi. Jadi hujan tidak hanya menimbulkan masalah banjir seperti yang dikatakan ibumu. Hujan itu adalah rezeki yang diturunkan Allah swt.", nenek menjelaskan dengan panjang lebar.
"Oh, jadi begitu ya nek? Jadi gak apa-apa kalau Miki main air?", Kata Miki.
"Yah.. boleh saja main air. Asalakan jangan terlalu lama. Nanti bisa masuk angin sama bisa demam.", jelas nenek lagi.
"Nek, liat! Udah gerimis tuh! Kita main air yuk! Nenek seneng sama hujan kan?", Miki menengok ke atas.
"Ayo! Nih, pake dulu jas hujan sama topi ini.", kata nenek sembari memberikan topi dan jas hujan yang dimaksud kepada Miki.
"Waaah..! Asiknyaa.. Nek! Liat nek! Miki bikin airnya loncat-loncat!", Miki menghempaskan kedua kakinya ke tanah. Seperti kata Miki, genangan air yang berada dibawah kakinya 'melompat' kemana-mana.
"Wah.. Miki hebat ya!", kata nenek yang berdiri beberapa meter disamping Miki, dengan mengenakan payung kuning bergambar beruang yang manis.
"Hahahaa..."
"Hahaa.."
"Haa.." 

 
 "Miki! Bangun! Kita sudah sampai di rumah!", suara ibu membangunkan Miki dari mimpi yang sangat indah.
"Wah? Nenek mana?", Miki setengah sadar.
"Nenek?", ibu merasa heran.
"Iya nenek, tadi kita main hujan sama-sama..", kata Miki dengan nada mengantuk.
Ibu hanya diam dan tersenyum, lalu mengajak Miki memasuki rumah.


"Miki! Buka mulutnya! Kereta mau datang.. cus..cus..cus..", kata ibu saat waktu makan malam.
"Aaaaaa..", Miki membuka mulut.
"Haduh..duh..duh.. Udah kelas 2 kok, masih disuapin nih?", kakak menggoda Miki yang sedang menikmati makan malamnya.
"Iiih.. kakak! Kan Miki lagi sakit!", protes Miki yang tidak terima dirinya diolok-olok oleh kakak.
"Udah..udah.. berantemnya nanti aja. Miki, nih sendok terakhir! Ayo, habis ini minum obat ya anak pinter..", kata ibu.
"Aam.. Hmm.. bubur ayamnya enak banget buu!", Kata Miki sambil menutup matanya seakan dia sedang berada di dunia bubur ayam ala ibu.
"Hahaha, bisa saja. Yasudah, sini minum obatnya dulu!", sahut ibu yang sudah berada di dapur.
"Wuih, ibu udah di dapur lagi! Jangan-jangan ibu punya kekuatan lari cepat. Hehehe..", canda Miki.

"Nah, Miki sekarang tidur ya. Udah jam 8.", kata ibu sambil menyelimuti tubuh Miki.
"Tapi kan, biasanya Miki tidur jam 9 bu?", kata Miki.
"Kan Miki sedang sakit, harus cepat tidur kalau mau sembuh.", jawab ibu singkat namun jelas.
"Yasudah deh.", kata Miki yang malas memperpanjang obrolan.
"Jangan lupa baca do'a dulu!", ibu mematikan lampu lalu menutup pintu.
"Ya bu......", Miki menjawab pelan.
Tiba-tiba ia sudah mendapati dirinya berada di alam mimpi.
Tapi mimpi yang ini berbeda jauh dengan mimpinya saat tidur di mobil.
Mimpi yang ini amat tidak menyenangkan. Sama sekali tidak menyenangkan.
Miki melihat nenek, tetapi nenek tidak sedang bergembira.
Nenek sedang berbaring.
Berbaring diranjang rumah sakit.


Bersambung..
Terima kasih banyak untuk para pembaca setia cerbung Wawa ^^
Khusunya Nabila Nur :D
Semoga saja menghibur ya.. Sampai jumpa lagi teman-teman!

Warna. 

Minggu, 26 April 2015

11: Tips Semangat ke Sekolah

Hallo ^^


Malam teman-teman.. udah pada ngantuk? Hehee. Wah! Besok sudah hari senin nih, pada semangat ke sekolah gak? Atau males ke sekolah?
Nih, Wawa mau ngasih tips supaya teman jadi bersemangat pergi ke sekolah..

Tips 1: Pikirkan pelajaran favoritmu dan sobat-sobatmu ;D

Tips 2: Anggap bahwa kamu akan pergi ke tempat yang sangat menyenangkan! :D

Tips 3: Ingat-ingat hal menyenangkan yang terjadi di sekolah

Tips 4: Jika ada ulangan jangan panik, bawa ringan saja lah B) dan jangan lupa membaca do'a dulu..

Tips 5: Refreshing saat jam istirahat

Yah, lima tips saja cukup kan? Semoga bermanfaat ya.. Ayo semangat ke sekolah!!

Warna.

Sabtu, 25 April 2015

10: YKS!

Hai teman-teman!

Minggu pagi ini cukup bersahabat ya ^^
Kalo gitu YKS dulu...
Eits, maksudnya bukan progam Yuk Kita Sahur. Kalo menurut versi Wawa sih, Yuk Kita Senyum!
Wawa mau sharing sedikit tentang manfaat tersenyum,
 Manfaat terseyum:
1. Senyum itu ibadah
2. Menjaga sistem kekebalan tubuh
3. Membantu meringankan rasa sakit
4. Mencegah stress
5. Berfikir positif
6. Menjaga stamina
7. Membantu menurunkan tekanan darah tinggi
8. Menjadikan wajah tampak awet muda
9. Membuat suasana hati menjadi lebih baik
10. Senyum dapat memprediksi panjangnya usia

Itulah beberapa manfaat tersenyum yang Wawa kumpulkan dari berbagai sumber.
Terima kasih sudah menyimak dan semoga bermanfaat ^^

Warna.

9: Malam Minggu Ajaib

Hai!


Happy weekend!
Apa kabar? Pada malam mingguan kemana nih..? Hehehe #WawaLagiKepo
Untuk sekarang, Wawa hanya akan berbagi pengalaman di hari Sabtu yang lumayan menyenangkan ini/?
Yah, langsung ke intinya saja deh!
Wawa janjian sama temen. Temen Wawa bilang, mainnya di rumah Wawa. Gak taunya temen Wawa mager. Akhirnya Wawa ke rumahnya.
Yeee.. haduh, ceritanya gak rame banget. Oke deh, maafin Wawa karena entri kali ini kurang menarik, hahahahaha...

Em, entri yang ini diabaikan saja, karena isinya geje bin ajaib .-.
Kalau teman nekad, silakan share entri ini ke seluruh dunia.


Makasih banyak,

Warna #LagiGeje.

Jumat, 24 April 2015

8: Ditengah Hujan #2

Hai!


Wawa mau melanjutkan cerbungnya nih, langsung saja deh..


Seusai makan siang, Miki pergi ke halaman belakang dan duduk di teras. Dia menatap langit dengan penuh harap. Kapan hujan akan datang lagi? ia terus bertanya-tanya didalam hatinya.
Ia rindu hujan. Ia rindu tetesan air yang turun dari langit. Ia rindu topi dan jas hujannya. Ia rindu sepatu bot abu-abunya. Ia rindu saat nenek menjemputnya didepan sekolah dengan payung kuning.
Ia sangat rindu pada nenek.

"Miki! Kamu di halaman belakang ya? Kata ibu jangan main air lagi!", teriak kakak yang dari tadi mencari adik kecilnya. Karena cukup lelah mencari adiknya kemana-mana, kakak memutuskan untuk duduk sambil membaca di ruang tamu.
"Iya kak..", jawab Miki yang baru terbangun dari lamunannya.
Lalu Miki pun beranjak dan mulai berjalan menuju dapur. Dia ingin menemui ibu. Langkahnya terlihat begitu pelan dan lemas. Rasanya Miki tak enak badan. Kakak yang sedang membaca majalah segera menghampirinya.
"Kenapa Miki? Kok lemas gitu? Miki sakit?", tanya kakak yang terlihat khawatir. Mendengar kata 'sakit', Miki langsung melompat.
"Miki gak sakit kak! Nih, Miki sehat!", kata Miki sembari melompat-lompat.
"Kita tanya ke ibu saja yuk.", kakak menggandeng tangan Miki menuju dapur.
Miki yang tadinya ingin bertemu ibu, sekarang jadi ingin menghindar dari ibu. Dia tidak mau ibu mengetahui kalau dia sakit. Pasti nanti dia akan diomeli dan dibawa ke dokter.
Tidak mau! Pokoknya tidak mau!


Ayah menyalakan mesin mobil. Miki dan kakak masuk kedalam mobil, sementara ibu membuka pagar. Wajah Miki terlihat tidak cerah. Raut wajahnya bercambur aduk. Sedih, lemas, kesal dan takut. Kakak hanya memandangnya sambil tertawa kecil. Merasa lucu dengan tingkah laku adiknya yang paling takut jika dibawa ke dokter. 
Ayah memarkirkan mobil di depan klinik. Semuanya membuka pintu mobil. Ibu menggandeng Miki masuk ke dalam, sementara kakak menunggu ayah yang sedang bersiap-siap.
Miki merasa bulu kuduknya berdiri ketika pintu kaca ruang klinik dibuka. Semerbak bau obat-obatan masuk ke dalam hidung Miki. Miki hampir tak bisa berbuat apa-apa. Ibu menggandeng tangannya dengan erat, sehingga dia tidak bisa kabur kemana-mana.
"Permisi bu, saya mau daftar.", kata ibu pada seorang penjaga loket.
"Silakan bu, mau ke dokter apa?", tanya si penjaga loket.
"Dokter anak.", jawab ibu singkat.
"Baik bu, ini formulirnya, silakan diisi. Nanti ibu tunggu saja di ruang tunggu, setelah itu akan dipanggil sama dokter.", kata si penjaga loket dengan jelas.
Ibu mengisi formulir lalu mengajak Miki duduk di ruang tunggu. Miki hanya berharap dia akan dipanggil paling terakhir.
Beberapa menit pun berlalu. Seorang asisten dokter keluar dari sebuah ruangan yang Miki anggap mengerikan, dan berkata, "Anak Mira Kirana."
Yaampun! Masa secepat ini? Miki mulai gelisah. Ibu menggandeng tangannya dan mengajaknya masuk ke dalam ruang mengerikan itu.
Bau peralatan dokter dan AC yang dingin sangat terasa oleh Miki. Tubuhnya diam, tapi hatinya berlari kesana-kemari karena gelisah. Ibu duduk di depan meja dokter. Lalu berbincang-bincang sedikit dengan sang dokter. Kemudian dokter melirikan matanya pada Miki. Miki bertambah gelisah. Ia ingin sekali kabur dari ruang mengerikan ini. Tapi ibu pasti akan sangat marah. Akhirnya Miki berusaha sekuat tenaga agar bisa tenang, dan berharap semuanya akan baik-baik saja.
"Namamu Miki ya? Kamu anak yang manis ya, coba sekarang Miki berbaring diatas kasur itu.", kata dokter sambil mempersilakan Miki berbaring.
"Coba bilang aaaa..", ucap dokter.
"Aaaaa..", Miki mengikuti.
"Lidahnya dikeluarkan."
"Bajunya diangkat dulu boleh?"
"Hmmm, ya.. oke, sudah beres.", kata dokter kemudian.
"Sudah?", Miki kebingungan sekaligus lega.
"Ya, sudah selesai kok.", kata dokter dengan ramah.
Dokter kembali ke tempat duduknya dan berkata pada ibu,
"Miki cuma demam bu.. nanti saya kasih obat agar demamnya cepat turun", kata dokter sambil menulis sebuah resep obat.
"Oh, begitu.. makasih ya dokter. Miki, ayo nak! Salim dulu sama ibu dokter!", kata ibu.
Miki menurut. Akhirnya mereka berdua keluar dari ruangan tersebut.
"Tuh kan, Miki gak diapa-apain kan?", kata ibu tiba-tiba.
"Iya bu, dokternya cantik ya!", Miki mulai cerah kembali. Ternyata pergi ke dokter tidak seburuk yang dia bayangkan.
Ayah dan kakak menunggu di ruang tunggu. Ibu memberi tahu bahwa Miki hanya terkena demam ringan. Setelah mengambil obat, mereka pun pulang ke rumah.
"Miki demam ya? Makanya jangan main air terus..", kata kakak saat ditengah perjalanan.
"Tapi kata nenek main air itu rame kok!", Miki membela diri.
Kakak tersenyum kecil lalu terdiam. Suasana di dalam mobil sekarang ini sangat hening.


Bersambung deh...
Terima kasih karena sudah mau membaca ya ^^

Warna.

Kamis, 23 April 2015

7: Catatan Wawa di Hari Jum'at

Hallo teman-teman!


Udah makan belum? Break dulu yuk..
Pagi ini cukup cerah, benar tidak? Selagi cerah begini, Wawa jadi ingin lari pagi deh. Hehee..
Coba lihat foto dibawah ini, Wawa sedang lari pagi dengan topi ungu yang Wawa pakai, hihihi.
Senangnya olahraga pagi di hari Jum'at. Hehe, kapan-kapan kita lari pagi bersama yuk! Tapi kapan ya?
Yasudah deh, Wawa undur diri dulu, sampai jumpa teman-teman!

Warna.

Rabu, 22 April 2015

6: Bunga Kusuma

Hai teman-teman!

Wawa kembali dengan sebuah kreasi baru yang terbuat dari origami!

Ini adalah bunga kusuma. Terbuat dari kertas origami berbagai motif yang disatukan dengan lem. Kita simak cara membuatnya yuk! Mudah sekali kok.

Alat dan bahan:
1. Gunting atau cutter
2. Lem fox
3. Kertas origami

Cara membuat:
1. Siapkan kertas origami berbentuk persegi (ukuran bebas, tapi lebih lucu bila ukurannya 4x4cm).








2. Lipat persegi tersebut menjadi bentuk segitiga.










3. Pertemukan ujung kanan, kiri, dan atas. Lalu lipat.










4. Buka lipatan sisi kanan dan kiri, lalu buka lagi lipatan didalam dan lipat sehingga seperti gambar dibawah*
(Pakailah bantuan ujung gunting untuk membuka lipatan didalam jika sulit).



5. *seperti gambar disamping.











6. Lipatlah kedua ujung bentuk layang-layang kanan dan kiri.










7. Lipat lagi kedua sisinya seperti gambar di samping ini.










8. Lem salah satu sisinya.











9. Sambungkan dengan sisi yang lain dan jadilah satu buah kelopak bunga kusuma.

Buat 5 buah lagi lalu sambungkan dengan lem agar terlihat seperti bunga selayaknya.




Horee! Jadi deh :D
Terima kasih banyak sudah menyimak ya.. semoga bermanfaat. Jangan lupa dicoba di rumah ;)
Teman-teman, Wawa undur diri dulu, sampai jumpa lagi!

Warna.